Ungkit ‘Dosa’ Partai Lama di DPR. PSI Sindir Siapa?

Jakarta, PANRITA.News – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengungkit ‘dosa’ partai yang sudah lama di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. PSI mengkritisi kunker anggota DPR yang justru kerap jadi ajang wisata.

Hal itu disampaikan melalui Juru Bicara PSI Dedek Prayudi. Ia menyebut ada anggota DPR yang setiap malam ke kelab malam menyaksikan tarian striptis.

“Kalau tahu mereka diberikan lagi macam-macam entertaiment dan yang menyakitkan bagi saya mereka itu hampir tiap hari kerjanya ke tempat hiburan tidak senonoh, mereka ke striptis tiap malam,” kata Dedek di kantor DPP PSI Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (25/10/2018).

Pernyataan itu tentunya menyinggung banyak anggota Parpol yang saat ini menduduki kursi di Senayan. Salah satu Partai menyoroti pernyataan Jubir PSI yaitu Parta Golkar.

Fraksi Partai Golkar di DPR meminta PSI untuk fokus urus diri sendiri agar lolos Parlemen Treshold (PT).

Anggota fraksi Partai Golkar DPR Ace Hasan Syadzily mengatakan, sebaiknya PSI tidak melakukan tuduhan secara sembarangan.

Dia menegaskan tidak semua anggota DPR melakukan ‘dosa’ seperti yang disebut oleh PSI tersebut, salah satunya soal hobi anggota DPR yang suka menyaksikan tarian striptis.

“Saya kira PSI jangan menuduh yang tidak-tidak. Tidak semua anggota DPR begitu. Saya kunker ke Arab Saudi dalam rangka pengawasan haji mana ada di Arab Saudi striptis, jadi jangan sembarangan juga,” kata Ace dalam laman detikcom, Jumat (26/10/2018).

Ace menambahkan bahwa banyak anggota DPR saat kunjungan kerja melakukan tugas dengan baik. Salah satunya yang dia lakukan saat melakukan pegawasan pelaksanaan ibadah haji tahun 2019 di Arab Saudi.

“Kita lakukan kerja-kerja untuk pengawasan haji selama 2 minggu bahkan selama 1 bulan, ya kerja untuk melakukan pengawasan haji. Jadi menurut saya jangan men-generalisir. Apalagi PSI adalah partai baru, mau jadi calon,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Komisi VIII itu mengatakan, sebaiknya tetap PSI fokus mengurusi partainya agar lolos ambang batas parlemen.

“Yang penting PSI lolos dulu sajalah, baru merasakan jadi anggota DPR. Jadi berusaha saja dulu untuk lolos PT, ndak usah membicarakan keberadaan yang sekarang,” katanya.

Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar di DPR RI Melchias Markus Mekeng menilai apa yang disampaikan PSI itu hanya cara mereka untuk menaikkan elektabilitas.

“Ini kan tahun politik ya, dia mau cari isu yang seksi. Jadi seolah-olah kalau mereka itu yang paling benar. Kalau kita bicara itu kan harus ada fakta, daya, buktinya. Nggak bisa berdasarkan katanya,” ujar Mekeng, Kamis (25/10/2018) malam.

Bahkan, Mekeng menyebut PSI tak bisa mengeneralisir sikap anggota DPR dan menggunakan cara yang kurang etis untuk menaikkan popularitas.

“Wajar saja, tapi kurang etis. Semua kan juga tidak semudah itu mengeneralisir orang. Jadi menurut saya ini cuma genit-genit politik saja,” sindir Mekeng.

Selain Partai Golkar, Anggota Komisi I DRP RI dari Fraksi PPP Arwani Thomafi juga angkat bicara. Ia meminta PSI sebaiknya menyebut nama anggota DPR RI yang dikatakan menjadikan kunjungan kerja sebagai ajang wisata.

Menurut Arwani hal itu perlu agar PSI tak menyebar hoax dengan mengungkit ‘dosa lama’ itu.

“Sebaiknya temen-teman PSI menyebut saja secara jelas siapa oknum yang dimaksud, biar tidak dianggap menyebar hoax atau juga biar tidak diartikan sedang ingin mencari popularitas di atas pernyataan yang belum jelas kebenarannya,” kata Arwani dalam laman detikcom, Kamis (25/20/2018).

Tinggalkan Komentar