Andi Utta Gagal Paham Soal Program Sapi JADIMI, Mahasiswa Beri Kritikan Pedas

Makassar, PANRITA.News – Kritikan calon Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf mengenai program bantuan sapi pasangan calon nomor urut 1 pada Debat Kedua Pilkada Bulukumba, Kamis (14/11/2024) di Hotel Gammara Makassarr, mendapat respon pedas dari mahasiswa asal Bulukumba.

Andi Utta sapaan Muchtar Ali Yusuf dinilai gagal paham soal program bantuan sapi yang menjadi program prioritas pasangan JADIMI di Bulukumba.

Pasalnya, Andi Utta menilai Program Sapi yang diluncurkan pasangan JADIMI tidak mungkin direalisasikan lantaran di Bulukumba ada sekitar 158 ribu kartu keluarga. Hal itu menurutnya tidak mungkin cukup dicover oleh ketersediaan anggaran yang ada.

“Maksud saya dengan APBD Rp.1,5 Triliun dengan program sesuai visi misi paslon nomor satu dengan satu KK (Kartu Keluarga) dengan batuan ekor sapi saya menghitung 158 ribu KK yang harus dibagikan sapi kurang lebih Rp 1,5 Triliun hanya sapi. Kalau dibagi 5 itu suatu Nonsense (Omong Kosong), itu tidak mungkin,” kritik Andi Utta.

Pernyataan itupun sontak direspon oleh Mahasiswa asal Bulukumba, Riswandi, yang menganggap bahwa pandangan Calon Bupati nomor urut 2 itu menunjukkan sebuah kedangkalan berfikir.

“Saya bingung ini sama pak Andi Utta. Apakah beliau fikir bantuan sapi itu akan diberikan kepada Guru? Perawat? Kepala Dinas? atau Nelayan? Kenapa dihitung semua KK Bulukumba?. Kalau kita bicara soal bantuan sapi, pastinya akan diberikan untuk warga di wilayah sentra peternakan sapi,” jelas Mahasiswa asal Kecamatan Bulukumpa itu.

Belum lagi, kata Riswandi, paslon dengan jargon Harapan Baru itu juga salah tafsir soal Sapi akan diberikan untuk setiap kartu keluarga, tapi berbasis rumah tangga.

“Masih mending pak Tomy tadi menyentil bahwa mungkin kubu sebelah tidak terlalu membaca dengan baik visi misi pasangan JADIMI. Karena menurut saya, tanpa dibaca baik pun, jika Nalar berfikirnya baik, program ini akan sangat masuk akal direalisasikan untuk pemberdayaan masyarakat di sektor peternakan,” jelas Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar itu.

“Disinilah pentingnya kenapa pemimpin itu harus cerdas, punya gagasan dan memiliki koneksi yang luas. Karena gagasan program yang mereka lahirkan pastinya dibuat dengan hitungan yang matang,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar