AMPU Pertanyakan Dalang Dibalik Aksi Pendukung PTPN di Enrekang

AMPU Pertanyakan Siapa Dibalik Aksi Pendukung PTPN di Enrekang

Aksi tandingan mendukung PTPN di Enrekang.

Enrekang, PANRITA.News – Menyampaikan aspirasi di muka umum sah-sah saja, namun bagaimana bila demo ratusan warga di kecamatan Maiwa, kabupaten Enrekang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Massenrempulu (AMPU) mendapat ‘balasan’ dari segelintir orang yang tak dikenal.

Sesuai surat pemberitahuan aksi yang beredar, aksi tandingan yang berjumlah 25 orang itu dikoordinatori oleh Anto. Nah, siapakah Anto ini, dan siapa-siapa yang tergabung dalam aksi di DPRD kabupaten Enrekang, Kamis, (10/02/2022).

Hasil penelusuran di lapangan oleh aktivis AMPU menyatakan, ada dugaan Anto adalah orang suruhan bupati Enrekang yang mulai gerah disoroti kinerjanya, terutama soal lahan yang dikuasai di eks HGU BMT.

Sedangkan massa digerakkan tak satu pun diantara mereka ada yang mengenalnya, baik di kecamatan Maiwa maupun Cendana.

Menurut Rahma, aktivis perempuan yang getol menyuarakan penderitaan rakyat di Enrekang, dan Makassar mengatakan hal tersebut biasa terjadi biasalah ini terjadi.

Sebagai salah satu bentuk kepanikan orang-orang tertentu yang takut kehilangan peluang, jabatan, dan jelas ada dalang yang menggerakkan.

“Okelah, tidak masalah. Bagi kami tetap fokus pada tujuan, akan kami counter kembali aksi tandingan meski hanya dihitung jari,” tegas Rahmawati Karim.

Aksi tandingan yang mendukung PTPN XIV juga mendapat tanggapan dari Ketua Pemantau Keuangan Negara (PKN).

Menurut Ketua PKN, Bababanti menilai aksi itu diduga kuat ada yang menggerakkan, karena mereka tidak merasakan apa yang dialami oleh warga yang terdampak kehilangan mata pencaharian, dan sekaligus rumah tempat tinggal mereka.

” Demo ini sy menduga dibiayai oleh oknum-oknum tertentu,” terangnya.

Senada dengan Bababanti, kecaman datang dari sekretarisnya Muhtar.

Menurut Muhtar, hanya orang-orang yang tega saja yang melakukan penindasan terhadap warga Maiwa dan Cendana.

“Mereka—pelaku aksi tandingan, red, tidak memikirkan kepentingan rakyat, kalau hanya 25 orang yang mendukung PTPN XIV, sangat sedikit itu,” ujarnya.

“Katanya ada 500 orang tenaga kerja, masa yang turun demo kok cuman 25 orang? Kan lucu” sambunya.

Sementara, Andi Zulfikar yang mengadvokasi warga terdampak sejak tahun 2018 lalu, ia mengaku heran juga dengan adanya aksi yang mendukung PTPN.

“Spanduknya mahal, dan wajah-wajahnya tidak pernah kelihatan di kecamatan Maiwa,” cetus Andi Zul.

Tinggalkan Komentar