Perempuan Marak Jadi Teroris di Indonesia, Ini Kata BIN

Jakarta, PANRITA.News – Keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme bukanlah kali pertama terjadi di Indonesia.

Di tahun 2018 lalu, simpatisan ISIS, Puji Kuswati, sempat membuat heboh karena membawa dua anaknya yang berusia sembilan dan dua belas tahun untuk melakukan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.

Baru-baru ini, aksi teror bom di Markas Besar Kepolisian RI, Jakarta, rabu 31 Maret dan teror di depan gereja Katedral Makassar, pada 28 maret lalu, juga melibatkan perempuan. Hal itu, tentu memperpanjang catatan perempuan dalam pusaran terorisme.

Juru Bicara, Badan Intelejen Negara (BIN), Wawan Purwanto mengungkapkan, salah satu alasan mengapa belakangan ini aksi terorisme banyak dilakukan perempuan, sebab kosongnya tenaga pria, karena tertangkap aparat atau meninggal dunia.

“Ya perempuan ini jadi sentral setelah banyak tewasnya pendukung ISIS yang khusus pria. Kemudian karena banyak kekosongan tenaga pria, maka wanita di rekrut untuk itu,” kata Wawan dikutip dari CCN, Sabtu (3/4/2020).

Menurut Wawan, saat ini banyak perempuan yang meniru perbuatan teroris pria, bahkan lebih dulu mengajak untuk melakukan aksi. Alasannya, sebab perempuan memiliki rasa emosional dan militan yang lebih dibandingkan pria.

“Termasuk juga di kasus bom panci, yang punya daya ledak menggelegar. Ini efek peniruannya pergerakannya dan tren meningkat. Bahkan disebut wanita yang mengajak sekarang ini. Ada seperti itu,” lanjutnya.

Untuk itu, Wawan meminta agar keluarga terdekat bisa menjadi agen untuk membantu pencegahan terorisme. Ia mencontohkan terdapat orang tua yang melaporkan anak dan menantunya karena gerak-geriknya selama ini sangat aneh dan terindikasi terpapar radikalisme.

“Di Lampung dan Sibolga itu yang lapor orang tuanya sendiri karena anak-anaknya dan mantunya geraknya aneh,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar