Soal Mendikbud Nadiem Hapus UN, Ini Tanggapan Lapenmi PB HMI

Ketua Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi (PAO) Bakornas Lapenmi PB HMI, Rifal Maulana

Ketua Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi (PAO) Bakornas Lapenmi PB HMI, Rifal Maulana.

Jakarta, PANRITA.News – Badan Kordinasi Nasional Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (Bakornas Lapenmi) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menanggapi soal penghapusan Ujian Nasional (UN) yang berlaku di 2021.

Penghapusan UN oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam rangka melatih murid dalam bernarasi melalui guru yang memiliki inovasi dan kreasi mengajar yang baik.

Ketua Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi (PAO) Bakornas Lapenmi PB HMI, Rifal Maulana mengatakan seharusnya pemerintah memberikan evaluasi peningkatan kualitas guru.

“Jika penghapusan UN diberlakukan dan dititik beratkan pada upaya guru meningkatkan kualitas belajar, maka pemerintah harus melakukan evaluasi dalam peningkatan mengajar guru,” kata Rifal di Jakarta melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (14/12/2019).

Menurut Rifal, setidaknya pasca semester diberlakukan atau pertahun agar memberikan bimbingan teknis (Bimtek) sebagai upaya pembaharuan metode dan strategi pengajaran.

“Tujuannya mengimplementasikan bahan ajar yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa, siswa pun diharapkan selain memiliki kecerdasan kognitif juga memiliki kecerdasan psikomotorik,” pungkasnya.

Lebih efektifnya, lanjut Rifal, Presiden Jokowi memberikan tanggung jawab di bidang pendidikan kepada Nadiem Makarim meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Sehingga menteri pendidikan melakukan beberapa kebijakan yang dianggap mampu mewujudkan generasi bangsa yang kreatif inovatif dan kemampuan kognitif dikancah internasional.

Dari beberapa kebijakan menteri pendidikan baik dari perampingan RPP dari sekian halaman menjadi 1 lembar termasuk penghapusan UN, hal itu mampu memberikan efek positif untuk pendidikan di Indonesia.

“Semoga memiliki sistem yang betul-betul merubah wajah pendidikan Indonesia secara esensi dan bukan sekedar wacana saja,” jelasnya.

Tinggalkan Komentar