Tingkatkan SDM, Anak-anak di Bira Belajar Bahasa Inggris

Anak-anak di Bira Belajar Bahasa Inggris

Bulukumba, PANRITA.News – Belajar Bahasa Inggris bukan lagi hal yang mahal untuk masyarakat Bulukumba. Khususnya mereka yang berdomisili di Kawasan Tanjung Bira. Bermodalkan tekad dan keinginan, setiap anak, remaja, dan bahkan dewasa yang ingin belajar dapat mengikuti kelas yang dibuka tiga kali sepekan di Baruga, Kawasan Tanjung Bira.

Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Pariwisata menggandeng lembaga kursus Bahasa Inggris Rumah Belajar Bersama (RBB) melakukan program kelas Bahasa Inggris. Kelas ini sudah berlangsung sejak Januari lalu, namun seiring berjalannya waktu, inovasi tersebut mendapatkan respons positif dari masyarakat setempat. Terbukti, hampir ratusan orang yang bergabung dalam kelas tersebut.

Setiap kelas (waktu mengajar) akan dibuka, anak-anak tampak antusias menunggu pengajar di depan Baruga. Sembari bermain, mereka terlihatmengingat-ingat kosa kata dalam Bahasa Inggris sebelum kelas di mulai. Kelas yang dibuka ada dua, khusus untuk anak-anak mengambil tempat di Baruga. Kelas lainnya di bagian panggung, yakni untuk remaja, dewasa bahkan sejumlah ibu-ibu pun tampak serius mengikuti pelajaran bahasa asing.

Dalam kelas itu, ada tiga pengajar yang hadir. Rian dan Amma bertugas untuk membimbing anak-anak. Sedangkan Zulkarnain Fatwa yang merupakan pendiri RBB bertugas mengajar remaja hingga dewasa.

Tidak seperti di kelas formal, belajar bahasa asing di sini sangat menyenangkan. Hal itu tampak jelas dari raut wajah anak-anak yang mengikuti pelajaran dengan ceria. Bagaimana tidak, mereka serasa bermain padahal menghabiskan waktu belajar bersama.

Tak kurang 40 anak yang ikut di kelas anak itu tampak mudah diatur. Mereka satu komando, mengikuti apa yang dikatakan pengajarnya. Di Baruga, mereka belajar melantai, duduk bersila dan membentuk lingkaran besar dan mengucapkan salam. Masing-masing membawa buku dan pulpen, untuk mencatat pelajaran.

Belajar Bahasa Inggris Bersama Wisatawan Asing

Di beberapa kesempatan, mereka belajar Bahasa Inggris dengan wisatawan asing. Berinteraksi menggunakan bahasa asing lebih banyak dalam bentuk pertanyaan dari anak-anak. Metode itu juga dipercaya dapat membangun kepercayaan diri dan pembelajaran dalam pengucapan.

“What is your hobby? ” tanya salah satu anak yang ikut dalam kelas itu kepada wisatawan asing asal Swiss, Enrico.

Lalu bagaimana dengan kelas untuk remaja dan dewasa?. Meskipun tampak lebih serius, namun dengan banyak belajar pengucapan dari setiap kata yang dipelajari membuat kelas hidup. Materi yang mereka terima tidak banyak karena sembari menghafalkan kosa kata, mereka lebih diarahkan untuk belajar pengucapan yang tepat.

Usai pelajaran di kelas, peserta yang menunjukkan kemampuan bahasa asing yang baik akan dikelompokkan untuk kembali belajar interaksi langsung dengan tamu asing. Setiap orang dalam kelompok ditugaskan untuk membuat pertanyaan, menyampaikan pertanyaan, mencatat jawaban dan kemudian dievaluasi oleh pengajar.

“Kita akan lihat yang mereka catat, apakah sudah benar dalam penulisannya dan juga apakah mereka tahu artinya,” ujar Nain, sapaan akrab Zulkarnain.

Bagi Nain, English for Turism in Bira (Bahasa Inggris untuk turis di Bira) merupakan kelas yang harus dipertahankan. Pertimbangannya, Bira sebagai salah satu tujuan wisatawan asing di Indonesia harus didukung dengan kemampuan bahasa asing masyarakat setempat.

“Harapan saya sih, bagaimana orang merasa bahwa Bahasa Inggris itu tidaklah sulit, tidak lah mahal. Dan kita ini potensi karena tiap hari ada turis asing,” ujarnya.

Kelas Bahasa Inggris Dipantau Langsung Dinas Pariwisata Bulukumba

Kelas Bahasa Inggris ini terus dipantau oleh Dinas Pariwisata Bulukumba, bahkan Ali Saleng, sebagai pimpinan lebih sering memantau langsung. Dekat dengan masyarakat kawasan wisata, mendengarkan masukan dan tanggapan dengan adanya kelas tersebut. Respons masyarakat rupanya di luar ekspektasinya. Masyarakat sangat menyambut baik inovasi tersebut. Buktinya, bukan hanya anak-anak dan remaja yang turut dalam kelas belajar.

“Ini seperti kejutan, semua lapisan masyarakat di sana menerima dan bahkan meminta ini ditingkatkan lagi. Kami memang sosialisasikan, bagaimana anak-anak yang belajar menularkan Bahasa Inggris ke keluarga, dan tetangga,” ujarnya.

Program yang sedianya berlangsung enam bulan, diupayakan Ali Saleng untuk bisa berlanjut. Konsep membangun pariwisata baginya tak cukup hanya dengan dukungan infrastruktur tapi meningkatkan SDM masyarakat setempat. Salah satu upayanya menjadikan masyarakat Bira dapat berinteraksi dengan turis asing.

Tinggalkan Komentar