Muh Erward, Lulusan Pendidikan Dokter UIN Alauddin Makassar Hafal Al-Qur’an 30 Juz

Gowa, PANRITA.News – Rasa bangga dan penuh syukur menyelimuti keluarga besar Muh Edward Huznan Rafid.

Betapa tidak, pemuda asal Desa Telle, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone itu lulus menjadi Dokter.

Anak dari pasangan Muh Rafid dan St Arifah ini baru saja dilantik dan diambil sumpahnya sebagai Dokter.

Muh Edward Huznan Rafid menyelesaikan pendidikan di Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar.

Ia merupakan penerima beasiswa jalur tahfizh Alquran 30 Juz dan menjadi satu satunya melalui jalur tersebut. Pemuda berusia 23 tahun ini merasakan Mujizat Al-Qur’an.

“Berkah hafal Al-Qur’an 30 juz. Alhamdullah saya bisa menyelesaikan studi kedokteran di UIN Alauddin Makassar,” kata Edward saat ditemui usai pengambilan sumpah di Hotel Maxone, Kamis (21/7/2022).

dr Erward menceritakan, dirinya mencintai Alquran sejak SMP atau Tsanawiyah hingga SMA atau Madrasah Aliyah.

Semasa sekolah, Edward hanya fokus menghafal Al Qur’an. Namun, dia memiliki cita cita tinggi sehingga mengikuti ujian bersamaan.

“Saya seorang penghafal tidak sekolah seperti pada umumnya tidak belajar matematika, IPA dan sebagainya, tidak mungkin mau menjadi seorang dokter, jadi saya lulus dari SMA itu ikut ujian bersamaan ambil jurusan IPA waktu itu,” ungkapnya.

Soal cita cita menjadi dokter, dr Edward tidak pernah terbesit dalam pikirannya karena dirinya hanya seorang penghafal Alquran.

Pada waktu itu, kata Edward ada seorang guru menyampaikan ada jalur khusus masuk kedokteran. Awalnya, informasi beasiswa itu dari Unhas, namun belakangan bukan di Unhas akan tetapi di UIN Alauddin Makassar.

“Nah saat itu saya mendapatkan info dari seorang guru, yang diteruskan dari Facebook, guru saya mengatakan coba daftar dulu, saya daftar,” kenangnya

“Alhamdulillah saat itu bulan ramadhan saya diterima masuk Kedokteran UIN Alauddin Makassar diberikan beasiswa full sampai menjadi dokter,” sambungnya.

Saya tidak menyangka menjadi dokter, namun pada saat itu waktu saya dapat info penghafal Al-Qur’an bisa menjadi dokter saya optimis.

Edward bersyukur berkat hafal Al-Qur’an, semua langkahnya dimudahkan.

Ia mengaku, seandainya tidak mendapatkan beasiswa Hafidz meski orang tua pekerjaannya Pegawai Negeri Sipil tidak akan masuk Kedokteran karena biaya mahal.

“Meski PNS orang tua tidak mampu membiayai karena saudara kuliah, apalagi membayar ratusan juta ditambah biaya UKT puluhan juta,” bebernya.

Ia berpesan, tidak semua penghafal keluarannya harus jadi Imam masjid akan tetapi menghafal Al Qur’an bisa  meraih cita cita tinggi.

“Saya percaya ayatnya inna maal yusri yusra, setelah ada kesusahan ada kemudahan. Susah menghafal Al Qur’an akan tetapi lebih susah bermimpi menjadi orang hebat tanpa Al Qur’an,” paparnya.

Menghafal Al Qur’an, kata dia bisa meninggikan derajat. “Insya Allah semua apa yang diinginkan dan kita lihat Allah pastikan wujudkan,” tuturnya.

Kedepannya, Erward akan menjalani intership selama satu tahun didaerahnya. Setelah itu, akan melanjutkan pendidikan.

“Saya selalu berprinsip dari orang tua  lanjutkan pendidikan. Tidak ada orang yang rugi dengan pendidikan, tetapi banyak yang rugi putusnya pendidikan,” pungkasnya.

Tinggalkan Komentar