Dosen Ilmu Politik UIN Alauddin Presentasi Hasil Penelitiannya di Konferensi Internasional Monash University

Nur Utaminingsih, S IP M Si mempresentasikan dua paper

Gowa, PANRITA.News – Dosen Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar menpresentasikan hasil penelitiannya pada Asian Studies Association of Australia Conference (ASSA) 2022.

Konferensi Internasional yang bertajuk Social Justice in Pandemic Times itu diadakan Monash University.

Kegiatan itu dilaksanakan selama lima hari terhitung 5 sampai 8 juli 2022 secara hybrid melalui Zoom Meeting dan offline di Monas University, Melbourne, Australia.

Ia adalah Nur Utaminingsih, S IP M Si mempresentasikan dua paper, yang pertama, dengan judul Makassar Recover: Local Government Innovation Trap in Coping with Global Pandemic in Indonesia.

Paper kedua dengan judul  Establishing inclusive Asia connections in the time of pandemic Opportunities and challenges of community-based research to understanding Indigenous perspectives of sustainable develoment in Australia and Indonesia.

Menurut Sekretaris Jurusan Ilmu Politik itu, hasil penelitian paper pertama merupakan hasil kerjasama pro bono dengan Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Makassar Peduli Covid-19 di Makassar.

“Makassar Recover ini penelitian kolaborasi dengan beberapa kawan peneliti yang peduli terhadap penanganan Covid-19 di Kota Makassar dan mengkritisi pemerintah dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan, berdasar pada metode analisis konten dan formulasi kebijakan, penelitian tersebut menyimpulkan Kebijakan yang dikemas dalam program Makassar Recover merupakan bentuk kebijakan yang Buruk (Poor Public Policy).

“Argumen ini berdasar pada banyaknya multitafsir yang ditemukan pada konten kebijakan, desain kebijakan tersebut cenderung tidak menjawab kebutuhan utama untuk menangani Covid-19 di Makassar,” jelasnya.

“Formulasi kebijakan tersebut tidak mengikuti standar dan prosedur formulasi yang baik, khususnya terkait rujukan regulasi sebelumnya dan terkait pendanaan, dan penggunaan bahasa asing sebagai perihal kebijakan itu melanggar Perpres Nomor 63 tahun 2019 tentang penggunaan Bahasa Indonesia,” tambahnya.

Sementara paper kedua kata alumnus Universitas Indonesia itu, merupakan paper  penelitian kolaborasi internasional bersama Mandy Yap, seorang peneliti dari Center for Aboriginal and Economic Policy di Australian National University.

“Target dari penelitian kami ingin mengidentifikasi keterwakilan dari masyarakat adat sebagai salah satu kelompok rentan terhadap target-target capaian yang ada dalam indikator Sustainable Development Goals,” paparnya.

Karena penelitiannya masih berlangsung saat ini, lanjut Utami sapaan akrabnya, mempresentasikan temuan sementara sambil berbagi dinamika kerja kolaborasi.

“Penelitian yang dipresentasikan masih temuan sementara sambil berbagi dinamika dalam kerja kolaborasi lintas negara di Asia selama Pandemi, khususnya terkait kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat dan penelitian sosial di lapangan,” pungkasnya.

Tinggalkan Komentar