PANRITA.News – Simone Inzaghi tengah menghadapi momen krusial dalam karier kepelatihannya. Usai kekalahan menyakitkan dari Paris Saint-Germain di final Liga Champions pada Minggu (1/6/2025) dini hari WIB, masa depan sang pelatih bersama Inter Milan kian buram.
Meski telah berhasil membawa Nerazzurri menembus dua final Liga Champions dalam tiga musim terakhir, Inzaghi belum memberikan kepastian soal masa depannya. Bahkan kemungkinan untuk tetap mendampingi Inter di ajang Piala Dunia Antarklub masih diselimuti tanda tanya besar.
Dalam sesi konferensi pers seusai laga, Simone Inzaghi memberi sinyal bahwa kekalahan ini mungkin menjadi penutup kisahnya bersama Inter.
Apalagi, kabar ketertarikan klub kaya asal Arab Saudi, Al-Hilal, yang menawarkan kontrak fantastis senilai €30 juta per musim semakin memperkuat rumor kepindahannya.
Apakah Inzaghi akan tetap memimpin Inter ke turnamen prestisius di Amerika Serikat? Atau justru ini adalah bab terakhir yang tak ingin diucapkan dengan kata-kata?
Masa Depan Simone Inzaghi Suram di Tengah Prestasi
Prestasi membawa Inter ke dua final Liga Champions seharusnya menjadi catatan gemilang bagi Inzaghi.
Namun kekalahan memalukan dari PSG justru menempatkannya di bawah sorotan tajam. Ironisnya, ini adalah musim pertama Inzaghi di Inter yang berakhir tanpa gelar.
“Saya tak punya jawaban atas pertanyaan itu,” ucapnya saat ditanya soal masa depannya. “Saya hadir di sini sebagai bentuk rasa hormat, meski kekalahan ini sungguh menyakitkan.”
Meski pahit, Simone Inzaghi tetap memotivasi timnya. “Biasanya tim tumbuh dari kekalahan, terdengar klise memang, tapi kami sudah membuktikannya ketika memenangkan Scudetto setelah kegagalan sebelumnya,” tambahnya dengan nada reflektif.
Tawaran Menggiurkan dari Padang Pasir
Di balik ketidakpastian itu, kabar dari Italia menyebutkan bahwa Al-Hilal siap menggelontorkan dana besar demi memboyong Inzaghi.
Tawaran menggiurkan ini datang di saat yang emosional, memperkuat dugaan bahwa perpisahan tinggal menunggu waktu.
“Terlalu banyak kekecewaan untuk membicarakan masa depan saat ini. Kami menjalani 58 pertandingan sejak Juli lalu, dan sekarang bukan waktu yang tepat untuk memikirkannya,” ujarnya.
Menurut Gianluca Di Marzio dari Sky Sport Italia, Al-Hilal cukup percaya diri bisa mengamankan tanda tangan Simone Inzaghi. Namun keputusan akhir ada di tangan sang pelatih.
Inter di Ujung Persimpangan
Kekalahan dari PSG bukan hanya merenggut trofi bergengsi, tapi juga membuka lembaran baru ketidakpastian bagi Inter.
Impian meraih treble buyar, dan kini mereka harus bersiap menghadapi kemungkinan kehilangan pelatih utama mereka.
Kendati demikian, Simone Inzaghi tetap menunjukkan kelasnya dengan memberikan pujian kepada skuadnya. Ia mendorong para pemainnya untuk tetap bangga, meski hasil akhir tak berpihak.
“Malam ini memang penuh kekecewaan, tapi kami harus tetap menegakkan kepala. Kami kalah dari tim yang memang pantas menang,” tutupnya.
Tinggalkan Komentar