Menuju Renaissance dan Reformasi Peradaban Islam

M. Affian Nasser, Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an & Tafsir Pascasarjana UIN Alauddin Makassar (Ist)

M. Affian Nasser, Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an & Tafsir Pascasarjana UIN Alauddin Makassar (Ist)

Tidak ada peradaban yang mampu bangkit dan berkembang secara pesat tanpa dorongan perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan bangsa Eropa (Barat), hingga peradabannya saat ini pun disebabkan atas perkembangan ilmu pengetahuan yang signifikan. –Yunus Effendi–

Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di Spanyol. Sehingga Islam menjadi “guru” bagi orang-orang Eropa.

Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini, banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik. Sehingga, peradaban modern yang notabene dan dikuasai serta berkembang pesat di Barat hingga saat ini, mempunyai rujukan dan arah yang jelas ke mana periode tersebut harus dialamatkan.

Merujuk pada sejarah yang dijalani oleh dunia Barat, arah dan alamat yang dituju adalah periode renaissance dan reformasi yang melanda Eropa pada abad ke-14 sampai pada abad ke-16.

Renaissance adalah masa kelahiran atau kebangkitan kembali manusia Barat setelah tertidur lama pada masa yang disebut dengan Dark Ages “abad kegelapan”. Sedangkan reformasi adalah gerakan pembaharuan keagamaan Kristen, inti dari gerakan ini adalah sikap protes terhadap Gereja Katolik yang dinilai otoriter, kaku, dan tidak bersahabat terhadap perubahan zaman. Karenanya, gerakan ini kemudian disebut dengan gerakan Protestan.

Baik renaissance maupun reformasi, telah menjadi tonggak sejarah bagi peradaban Barat modern selanjutnya. Dua istilah ini kemudian dipakai untuk menjelaskan akar sejarah berbagai konsep pemikiran yang muncul di dunia modern, seperti modernisme, humanisme, rasionalisme, pragmatisme, dan liberalisme.

Pertanyaan selanjutnya adalah kemana gerakan menuju renaissance dan reformasi dalam Islam harus dialamatkan? Kita sering berbicara tentang kebangkitan kedua umat Islam, tapi rujukan kita terhadap istilah ini tak pernah mencapai titik terang.

Nampaknya penulis merasa bahwa, kalau kita ingin menyamakan gerakan renaissance dan reformasi peradaban Islam dengan gerakan serupa di Eropa, maka kita harus menyamakan sifat dan karakternya.

Di Eropa, renaissance dan reformasi adalah keinginan untuk mengulangi kembali masa kegemilangan peradaban bangsa Romawi dan Yunani, yang terjadi pada lima abad terakhir dan tiga abad pertama sebelum dan sesudah masehi. Dalam sejarah dicatat bahwa, pada masa tersebut Eropa pernah mencapai masa puncak kejayaannya.

Restorasi peradaban Islam

Hingga saat ini, tak dapat dipungkiri, kemajuan peradaban bangsa Eropa (Barat), menyadarkan umat Islam bahwa mereka memang sudah jauh tertinggal dari Eropa. Kesadaran itulah yang menyebabkan umat Islam di masa modern terpaksa harus banyak belajar dari bangsa Eropa.

Padahal dalam sejarahnya, peradaban Islam juga memiliki masa-masa kegemilangan dan masa-masa kegelapan. Meski tidak setepat pengalaman Eropa, kita bisa membagi sejarah kegemilangan peradaban Islam pada masa antara pertengahan abad ke-8 hingga akhir abad ke-13, atau hampir berbarengan dengan masa-masa kegelapan yang melanda Eropa. Singkatnya, setelah masa itu, peradaban Islam menjalani masa kegelapan atau yang disebut dengan masa disintegrasi.

Perbedaan paling nyata antara dua periode –kegemilangan dan kegelapan– peradaban Islam adalah bahwa pada masa kegemilangan, semangat dan pencapaian ilmu pengetahuan, kajian keagamaan, budaya, seni, filsafat, dan pemikiran Islam mendapat perhatian yang begitu besar. Ratusan ilmuwan muslim dilahirkan dan ribuan buku diterjemahkan dan ditulis pada periode ini. Sementara itu, pada masa  kegelapan, produksi intelektualisme menurun drastis dan ilmuwan besar muslim tak lagi dilahirkan.

Dengan demikian, jalan menuju renaissance dalam Islam, –jika kita ingin menggunakan konsep ini– adalah semangat untuk kembali pada nilai-nilai peradaban yang pernah dicapai pada masa kegemilangan peradaban Islam. Demikian juga reformasi, adalah gerakan pembaharuan keagamaan dan protes terhadap model dan cara beragama pada era kegelapan, era ketika ijtihad, kemajuan intelektual, toleransi beragama, sikap keterbukaan, budaya lokal, filsafat, dan pemikiran Islam dikecam dan dicampakkan.

Menuju renaissance dan reformasi peradaban Islam, bukanlah merujuk kepada gerakan kebangkitan agama dalam maknanya yang puritan, bukan pula gerakan yang kembali kepada semangat konservatisme dan debilitating warfare. Tapi, gerakan menuju renaissance dan reformasi dalam peradaban Islam adalah gerakan untuk merestorasi kembali nilai-nilai “peradaban” dan semangat intelektualisme dalam mengembangkan ilmu pengetahuan seperti yang pernah terukir pada masa kegemilangan peradaban Islam. Semoga. Wallahu a’lam.

Tinggalkan Komentar