Di tengah meningkatnya tantangan kebangsaan seperti polarisasi politik, krisis kepercayaan publik, serta ancaman disinformasi, membumikan Pancasila menjadi agenda yang semakin mendesak.
Pancasila tidak cukup hanya dikutip dalam pidato atau dicetak di spanduk. Ia harus dihidupkan dalam perilaku, kebijakan, dan arah pembangunan.
Dalam konteks ini, partai politik memiliki peran sentral. Dan Partai Golkar, dengan sejarah panjangnya dalam panggung politik Indonesia, berada di garis depan dalam memastikan Pancasila tetap menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Warisan Ideologis
Partai Golkar secara historis berdiri dalam konteks memperkuat stabilitas nasional, dengan menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal perjuangan. Sejak masa Orde Baru hingga era reformasi, Golkar tetap konsisten dalam menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, bahkan saat banyak partai lain memilih untuk mengusung ideologi atau platform sektoral.
Konsistensi ini menjadi fondasi bagi Golkar dalam membangun citra sebagai kekuatan politik yang moderat, nasionalis, dan terbuka.
Pendidikan Politik Pancasila
Komitmen Golkar terhadap Pancasila tercermin dalam pola kaderisasi dan pendidikan politik. Melalui pelatihan kader di tingkat pusat hingga daerah, partai ini terus menyosialisasikan nilai-nilai dasar Pancasila sebagai acuan dalam berpolitik.
Ini penting untuk melahirkan politisi yang tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga berakar pada nilai-nilai kebangsaan. Di tengah pragmatisme politik yang kian menguat, Golkar mencoba membentuk kader-kader ideologis yang mampu menjaga integritas dan arah perjuangan partai.
Kebijakan Berbasis Pancasila
Golkar juga berupaya membumikan Pancasila melalui pengaruhnya dalam kebijakan publik. Sebagai partai dengan keterwakilan kuat di legislatif dan eksekutif, Golkar mendorong kebijakan yang mencerminkan keadilan sosial, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan yang merata.
Program pembangunan desa, pemberdayaan UMKM, dan perluasan jaminan sosial adalah contoh konkret dari ikhtiar Golkar mengaktualisasikan sila kelima Pancasila: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Merawat Persatuan dan Inklusivitas
Dalam iklim politik yang kerap keras dan terpolarisasi, Golkar mengambil posisi sebagai kekuatan tengah yang merangkul semua golongan. Komitmen terhadap persatuan tercermin dalam struktur dan kepemimpinan partai yang merepresentasikan keragaman etnis, agama, dan daerah. Golkar berperan penting dalam menjaga kohesi nasional melalui jalur politik yang sejuk, inklusif, dan menjauhi retorika sektarian.
Etika Politik sebagai Cermin Kemanusiaan
Salah satu wujud Pancasila yang paling nyata adalah praktik etika politik yang beradab. Golkar mendorong perbaikan sistem rekrutmen politik berbasis meritokrasi dan integritas, sembari memperkuat transparansi dalam pengelolaan partai.
Hal ini sejalan dengan nilai kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila, yang menempatkan keadaban dan tanggung jawab moral sebagai pilar berpolitik.
Penutup
Pancasila adalah jalan tengah bangsa Indonesia dalam mengelola kemajemukan dan membangun keadilan. Membumikan Pancasila bukan sekadar kerja simbolik, melainkan kerja sistemik yang menuntut kesungguhan semua elemen bangsa, terutama partai politik.
Partai Golkar, dengan pengalaman panjang dan jaringan politik yang luas, memiliki peran strategis untuk menjadi penyangga utama nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan politik nasional. Bukan hanya menjaga warisan, tetapi juga memastikan relevansi Pancasila di masa depan.
Ditulis oleh Mashud Azikin, Kader Partai Golkar, dalam rangka Memperingati Hari Pancasila 1 Juni 2025
Tinggalkan Komentar