Pintu Zakat, Masuk Surga Semakin Mudah

Makassar, PANRITA.News – Akhir Ramadan, ditandai dengan salah satunya, membayar zakat. Tidak lagi dengan cara membawa beras, ke guru mengaji. Di masa-masa sebelumnya, membayar zakat perlu duduk tatap muka.

Kini, membayar zakat dengan segala kemudahan. Bahkan institusi amil, dengan ragam nama. Sebagaimana wujudnya baznas, dan juga lembaga amil lainnya. Terdapat diantaranya Baitul Mal Hidayatullah (BMH), Lazismu, Lazisnu, dan Lazis KAHMI.

Kesemuanya menjadikan pengumpulan dan pendistribusian dengan semakin variatif. Kaunter pembayaran disebar di pelbagai tempat. Bahkan di pinggir jalan sekalipun. Poros Makassar-Pangkep, BMH menempatkan loket pembayaran di tempat pemberhentian bis untuk membeli oleh-oleh roti maros.

Sehingga aktivitas membayar zakat, tidak harus disempatkan dalam waktu tertentu. Rest area, sepanjang tol di pulau Jawa, juga menjadi tempat bagi lembaga amil untuk mengumpulkan dana dari para pemudik yang mampir beristirahat.

Sementara itu, Baznas di kota Batam, menyiapkan loket pembayaran di pusat perbelanjaan. Begitu pula dengan Baznas kabupaten Maros, juga menyiapkan loket di lobby kantor bupati Maros. Walau selama Ramadan, tidak lagi beroperasi dan tersisa hanya booth saja.

Sosialisasi untuk informasi besaran zakat fitrah, dan kemudahan pembayaran sudah disebar melalui media sosial, termasuk grup percakapan WhatsApp.

Terdapat pula, lazis yang berada dalam naungan pondok pesantren. Lazis Darussalam, Kampus II Pondok Modern Kurir Langit. Selain media yang digunakan sebagaimana amil lainnya, nomor WhatsApp yang digunakan amil menggunakan fitur bisnis. Sehingga informasi besaran dan cara pembayaran sudah dimasukkan dalam katalog.

Dompet Dhuafa, juga menyebarluaskan informasi terkait dengan zakat. Diawali dari program-program yang dilaksanakan selama sepanjang tahun. Kemudian menyebarkan maklumat, untuk keperluan pembayaran dan program yang direncanakan selama Ramadan.

Lazis Yayasan Kalla bahkan menjangkau skala regional. Empat provinsi di pulau Sulawesi, dengan 60 kota, menjadi lokasi penyebaran sembako idulftri. Ini diawali dengan semangat bahwa dalam kaitan puasa, ada aktivitas menahan lapar dan haus.

Dalam pandangan Yayasan Kalla, bukan hanya itu saja. Tetapi juga terkait dengan meringankan beban bagi saudara muslim, termasuk memperluas amalan dan kebaikan untuk sesama. Bagi hartawan, mereka punya peluang untuk masuk surga melalui pintu membayar zakat.

Dalam Ramadan kali ini pula, Yayasan Kalla menyebarkan 32.500 paket makanan takjil. Dalam 25 hari Ramadan, bantuan menyasar 100 di 10 kecamatan dan 20 kelurahan dengan fokus di wilayah masyarakat miskin ekstrim.

Keluasan program Yayasan Kalla, juga dilancarkan dalam pendampingan kreditasi madrasah. Seperti di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahman Sindangkasih. Dengan program pembiayaan dari Yayasan Kalla, dilaksanakan kegiatan pelatihan dan pendampingan proses belajar. Bagi guru, ini menjadi peluang untuk penguatan kapasitas dan mendapatkan dukungan bagi proses penyiapan akreditasi.

Adapun Laziswafnas ICMI menyediakan seragam sekolah bagi murid sekolah dasar. Pengumpulan dana infaq pendidikan. Satuan pembiayaan didasarkan pada keperluan untuk pembelian seragam.

Ketika menemukan kondisi dimana warga kesulitan mendapatkan air bersih, dilaksanakan “Wakaf Air Bersih”. Kegiatan dilaksanakan dengan membangun saluran air, penampungan air, sekaligus fasilitas MCK. Dengan tujuan untuk mendekatkan air ke desa dari sumber air yang jauh.

Dana zakat juga menjadi instrumen bagi pengembangan pendidikan (Hakim, Arif, & Baisa, 2018). Tidak lagi hanya berupa setakat paket komsumsi semata, walau ini tetap diperlukan sesuai dengan sasaran program yang diperlukan. Sehingga disalurkan dalam bentuk zakat produktif (Safradji, 2018).

Pada akhirnya, zakat menjadi bagian dalam pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan (Titin, Endang, Naruliza, & Delfi, 2022). Sehingga, bagi para hartawan, memasuki surga bisa dipilih dari pintu mana saja.

*Ismail Suardi Wekke, Wakil Ketua Umum MPP Pemuda ICMI.

Tinggalkan Komentar