Bontang, PANRITA.News – Ketua DPRD Kota Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam, memperkirakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Bontang di Semester, naik menjadi sebesar Rp 2,5 triliun (T) .
Kenaikan proyeksi APBD ini, kali pertama terjadi, sejak Kota Bontang berdiri otonom.
Akan tetapi, angka Rp 2,5 T itu, bukan diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), melainkan dari dana transfer pusat yang meningkat.
Hingga saat ini Kota Bontang bergantung 70 persen lebih dari dana transfer pusat. Uang dari pusat yang dibagikan ke seluruh kabupaten dan kota se-Kaltim.
“Sebenarnya karena tambahannya bukan karena kerja Pemkot. Siapapun kepala daerahnya kalau begini pasti naik APBD,” kata Ketua DPRD Bontang, Andi Faizal Sofyan Hasdam.
Diketahui, PAD bersumber dari 4 pos pendapatan yakni pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan Lain-lain PAD yang sah.
Dari sektor pajak daerah, ada 11 objek pajak diantaranya pajak hiburan hingga lajak reklame. dan pos pendapatan ini paling dalam turun, diprediksi mencapai angka sebesar Rp 23 miliar.
Kemudian yang kedua dari sektor Retribusi Daerah, diantaranya penerimaan dari dinas yang memungut retribusi seperti parkir hingga layanan kesehatan yang mana juga turun dari Rp 4,1 miliar menjadi Rp 2,7 miliar.
Yang ketiga, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, pemasukan paling tinggi disumbang dari penerimaan BUMD. Semula targetnya Rp 4,2 miliar, kini diprediksi turun menjadi sebesar Rp 3,5 miliar.
Dan yang keempat adalah Penerimaan Daerah dari Lain-lain PAD yang Sah meningkat, yang mana bersumber dari besaran seperti selisih pengadaan barang dan jasa.
“Kami minta Pemkot harus digenjot PAD yang ada. BUMD juga di-push supaya berkontribusi,” ungkap Andi Faiz.
Sementara saat dikonfirmasi secara terpisah, Sekretaris Daerah, Kota Bontang Aji Erlynawati mengatakan bahwa pemerintah sudah berupaya mengenjot PAD dari potensi-potensi yang ada.
Hanya saja, ada beberapa pos mengalami tekanan di lapangan, seperti penerimaan dari Pemotongan Rumah Hewan (RPH).
“Karena sekarang banyak konsumsi daging frozen, makanya jumlah sapi yang dipotong berkurang. Walaupun tidak signifikan tapi salah satu kasus seperti itu,” pungkasnya.
Tinggalkan Komentar