Pria di Aceh Diinjak Gajah Liar, Kondisinya Memprihatinkan

Aceh, PANRITA.News – Seorang pria di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh terpaksa di larikan ke rumah sakit usai terinjak oleh seekor anak gajah Rabu (14/11).

Dia adalah Kamaruddin (55), seorang warga Gampong Pulo Ie, Kemukiman Beungga, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh sekitar pukul 15.20 WIB diinjak oleh gajah liar saat sedang pulang dari kebun.

Korban saat ini sudah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Tgk Chik Ditiro, Sigli untuk mendapatkan perawatan. Korban mengalami memar di perut bagian kiri hingga paha dan tidak bisa bergerak.

“Korban tidak bisa bergerak sekarang di rumah sakit, bahu sebelah kanan juga bengkak, sekarang sedang dirawat dan saya masih berada di rumah sakit sekarang,” kata Kepala Desa Pulo Ie, Marhaban melalui telepon genggamnya.

Marhaban menjelaskan, berdasarkan pengakuan dari korban. Saat itu korban hendak pulang dari kebun dan tiba-tiba bertemu dengan kawanan gajah yang diperkirakan berjumlah 40 ekor.

Awalnya tidak terjadi gangguan apapun. Meskipun korban sempat meminta kepada hewan bertubuh besar itu untuk tidak mengganggu dirinya. “Waktu pertama korban bilang, jangan ganggu kami, korban bahkan bilang dirinya pulang dari kebun,” jelasnya.

Lalu korban bersama rekannya Ismail melanjutkan perjalan pulang. Namun tiba-tiba setelah berjalan sekitar 30 meter bertemu dengan seekor gajah betina bersama anak.

Saat itulah, gajah betina itu langsung menghantam korban menggunakan belalai hingga terjatuh. Setelah jatuh, korban sempat meminta maaf dan menyebutkan agar tidak menginjak dirinya.

“Waktu dah jatuh, korban sempat angkat kedua tangan minta maaf dan jangan menginjak dirinya,” ungkapnya.

Related Post

Induk gajah itu pun kemudian, sebutnya urung menginjak korban. Namun tiba-tiba anak gajah yang bersama induknya tadi langsung maju dan menginjak korban beberapa kali. Sehingga korban mengalami luka memar di perut bagian kanan hingga pangkal paha.

Setelah itu, sebutnya, kedua gajah itu pergi, sedangkan korban tak mampu bergerak di lokasi kejadian. Sedangkan rekannya Ismail selamat, saat melihat ada induk dan anak gajah langsung bersembunyi di semak-semak. Sehingga Ismail selamat dari peristiwa itu.

“Ismail selamat, karena sempat sembunyi di semak-semak. Setelah gajah itu pergi, Ismail memapah korban pelan-pelan dibawa pulang ke gampong,” jelasnya.

Kata Marhaban, gajah liar itu sudah dua minggu terakhir berkeliaran di perkebunan warga. Mulai dari Gampong Geunie, Cot Weng, Alue Calong dan sekarang sudah berada di Pulo Ie. Gajah itu setiap saat berpindah-pindah satu lokasi, ke lokasi lainnya.

“Ini yang buat masyarakat sekarang resah, apa lagi sekarang sedang musim durian, takut kalau hendak menjaga durian,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo mengaku, konflik satwa itu terjadi akibat terjadi perusakan kawasan hutan. Seperti adanya terjadi penebangan liar, perusakan habitat seperti pembukaan jalan dan juga merusak kawasan hutan dan selanjutnya adalah perburuan.

“Sering konflik satwa, di kawasan hutan itu karena ada penebangan liar, bila hutan rusak, maka bisa terjadi konflik,” jelasnya.

Kata Sapto, setiap melakukan patroli selalu menemukan puluhan jerat yang dipasang oleh pemburu. Meskipun jerat yang dipasang itu kadangkala bukan menjerat gajah atau satwa lain. Akan tetapi berakibat terjerat satwa yang dilindungi itu.